Monday, July 27, 2009

HUKUM MEMAKAI KAIN DIBAWAH MATA KAKI

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barang siapa yang menghidupkan sunnahku, berarti dia mencintaiku, dan barangsiapa yang mencintaiku, maka ia akan masuk surga bersamaku”.

Didalam Hadist yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Seluruh umatku akan masuk surga kecuali bagi mereka yang enggan. ”Para sahabat bertanya, “Siapakah yang enggan itu ya Rasulullah?” maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Siapa yang mentaatiku akan masuk surga dan siapa yang mengingkariku maka sesungguhnya dialah yang enggan”.


Diantara hal itu adalah membiarkan janggut (tidak mencukurnya) dan memendekkan pakaian sebatas kedua mata kaki yang dilakukan karena ta’at kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya, serta hanya mengharapkan pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Memanjangkan pakaian melebihi mata kaki, atau Isbal dianggap salah satu dosa besar yang diancam dengan ancaman yang keras. Beranjak dari kewajiban untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa, saling nasehat menasehati dengan kebenaran, menginginkan agar saudara-saudaraku kaum muslimin mendapat kebaikan, dan karena takut kalau mereka tertimpa hukuman yang buruk akibat melakukan kemungkaran.

Sunnah yang sangat penting, bukan saja ditinggalkan oleh orang awam pada umumnya. Namun orang-orang yang memegang peranan penting dalam Islam-pun kini tidak perduli dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Umat Islam pada umumnya berfikir, bahwa sunnah merupakan sesuatu yang kuno, sehingga sulit sekali untuk diterapkan pada zaman sekarang.

Lebih kurang 13 Abad yang lalu, hanya dalam waktu yang singkat yakni 23 tahun Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam telah membuat perubahan diseluruh dunia. Hingga pada waktu itu Islam berada pada puncak kejayaan.

Namun sekarang kehidupan yang demikian, menjadi terbalik. Karena pada saat ini, kita kaum Muslimin telah jauh dari kehidupan yang Islami. Hari ini kita telah tinggalkan islam jauh dari kehidupan kita. Sehingga seluruh aktivitas kita sehari-hari ketika dikantor, dirumah, diperjalanan jauh dari ciri-ciri keIslaman.

Didalam sebuah hadist yang lain dikatakan,

“Bahwa kejayaan umat-umat terdahulu karena mereka berpegang teguh kepada Agamanya, sehingga dunia berada dibawah telapak kakinya”.

Saya kumpulkan risalah ini berkaitan dengan tema Isbal dan berisi anjuran untuk memendekkan pakaian/ celana hingga diatas kedua mata kaki bagi kaum laki-laki/ pria. serta berisi ancaman bagi yang melakukan Isbal dan memanjangkan pakaiannya melewati mata kaki.

Larangan untuk melakukan Isbal adalah larangan yang bersifat umum, apakah karena sombong atau tidak. Itu sama saja dengan keumuman nash, Tapi, bila dilakukan karena sombong maka hal itu lebih keras lagi kadar keharamannya dan lebih besar dosanya dihadapan Allah Subhanahu wa ta’ala.

Isbal adalah suatu lambang kesombongan. Dan setiap orang yang memiliki rasa sombong didalam hatinya walaupun hanya sebesar biji Dzarrah tidak akan masuk surga, sebagaimana yang diterangkan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Risalah ini diambil dari ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam, serta ucapan para peneliti dari kalangan Ulama. Saya mohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar ia memberi manfaat risalah ini kepada penulis, pembaca, maupun pendengarnya. Dan saya memohon kepada Allah Subhanahu wa Taala agar ia menjadikan amalan ini ikhlas untuk mengharapkan Rahmat-Nya semata.

Dan saya berharap agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi hidayah kepada seluruh kaum Muslimin yang masih melakukan Isbal pada pakaian mereka untuk melaksanakan sunnah Nabi mereka, Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasalam, yaitu dengan memendekkan pakaiannya.

Dan saya berharap agar Allah Subhanahu wa Taala menjadikan kita semua sebagai orang orang yang mendapat hidayah-Nya. Semoga Shalawat dan salam selalu tercurah pada Nabi kita, Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasalam, keluarganya, dan sahabatnya dan segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala Rabb Semesta alam.

LARANGAN MELAKUKAN ISBAL PADA PAKAIAN

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat kepada para hamba-Nya berupa pakaian yang menutup aurat dan memperindah bentuk mereka.

Dan Allah Subhanahu wa ta’ala telah menganjurkan untuk memakai pakaian taqwa dan mengabarkan bahwa itu adalah sebaik-baiknya pakaian.

Saya bersaksi tidak ada yang patut disembah selain Allah Subhanahu wa Taala dan tiada sekutu baginya. Milik-Nya segenap kekuasan yang ada dilangit, dibumi dan yang ada diantara keduanya. Dan hanya kepada-Nya kembali segenap makhluk di hari akhir.

Dan saya bersaksi bahwa Muhammad itu ialah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan tidak ada satupun kebaikan kecuali telah diajarkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam kepada ummat-nya. Dan tidak ada suatu kejahatan kecuali telah diperingatkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam kepada ummat-nya agar jangan melakukannya.

Semoga Shalawat serta Salam selalu tercurah kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam, keluarganya, dan para sahabat, dan orang yang berjalan di atas manhaj Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam dan berpegang kepada sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“Wahai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kalian pakaian untuk menutupi aurat kalian, dan pakaian indah itu perhiasan, Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala mudah mudahan mereka selalu ingat.” (QS Al A’raf -26)

Imam Ahmad meriwatkan dalam musnadnya, beliau berkata :

Abu Umamah pernah memakai pakaian baru, ketika pakaian itu lusuh ia berkata: “Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan pakaian ini kepadaku guna menutupi auratku, dan memperindah diriku dalam kehidupanku kemudian ia berkata, “Aku mendengar Umar Ibn Khattab berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda”:

“Siapa yang mendapatkan pakaian baru kemudian memakainya. Dan kemudian setelah pakaian itu lusuh ia berkata, “Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan pakaian ini kepadaku guna menutupi auratku dan memperindah diriku dalam kehidupanku”. Lalu ia mengambil pakaian yang lusuh itu dan menyedekahkannya. Maka dia berada dalam pengawasan, lindungan dan hijab Allah Subhanahu wa Ta’ala, hidup dan matinya”. (HR Ahmad, Tirmudzi dan Ibn Majah. Dan Turmudzi berkata hadits ini Gharib )

Dan pakaian itu memiliki beberapa hukum syariat yang wajib diketahui dan diterapkan. Para pria memiliki pakaian khusus dalam segi jenis dan bentuk. Begitu juga halnya dengan wanita. Wanita juga memiliki pakaian khusus dalam segi jenis dan bentuk.

Tidak boleh salah satunya memakai pakaian yang lain. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melaknat laki-laki yang meniru wanita dan wanita yang meniru laki laki.(HR Bukhari, Abu Daud, Turmudzi dan Nasa’i).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala melaknat wanita yang memakai pakaian laki-laki dan laki-laki yang memakai pakaian wanita.” ( HR Ahmad, Abu Daud, Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ibnu Hiban dan beliau mensahihkannya, serta Al Hakim, beliau berkata : Hadits ini shahih menurut syarat Muslim).

Haram bagi pria untuk melakukan Isbal pada sarung, pakian, dan celana. Dan ini termasuk dari dosa besar. Isbal adalah menurunkan pakaian di bawah mata kaki.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“Dan janganlah engkau berjalan diatas muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak suka kepada setiap orang yang sombong lagi angkuh.”( QS.Luqman: 18 )

Dari Umar Radliallahu’anhu ia berkata, Rasullulah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang menyeret pakaiannya karena sombong, Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan melihatnya di hari kiamat.” (HR.Bukhari dan yang lainnya).

Dan dari Ibnu umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Isbal berlaku bagi sarung, gamis, dan sorban. Barang siapa yang menurunkan pakaiannya karena sombong, tidak akan dilihat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di hari kiamat.” (HR Abu Daud, Nasa’I, dan Ibnu Majah. Dan hadits ini adalah hadits yang sahih).

Dalam riwayat Imam Ahmad dan Bukhari dengan bunyi :

”Apa saja yang berada di bawah mata kaki berupa sarung (kain), maka tempatnya dineraka.”

Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Ada tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di hari kiamat. Tidak dilihat dan tidak dibesihkan (dalam dosa) serta ia akan mendapatkan azab yang pedih. Yaitu seseorang yang melakukan Isbal (musbil), pengungkit pemberian, dan orang yang menjual barang dagangannya dengan sumpah palsu.” (HR. Muslim, Abu Daud, Turmudzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah)

Rasullullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Sarung seorang mukmin sebatas pertengahan kedua betisnya. Tidak mengapa ia menurunkan dibawah itu selama tidak menutupi kedua mata kaki. Dan apa-apa yang berada dibawah mata kaki tempatnya di neraka”. (HR Malik Periksa didalam Muwaththa’ ,dan Abu Daud dengan sanad yang sahih)

Ada juga pihak yang selain pelaku Isbal, yaitu orang-orang yang menaikan pakaian mereka di atas kedua lututnya, sehingga tampak paha-paha mereka. Kedua paha adalah aurat yang wajib ditutupi dan haram dibuka.

Dari Ali Radliallahu’anhu. berkata, Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jangan engkau singkap kedua pahamu dan jangan melihat paha orang yang masih hidup dan juga yang telah mati.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan Al Hakim. Al Arnauth berkata dalam Jami’il Ushul 5/451: “sanadnya hasan”)

Allah Subhanahu wa Ta’ala Ta’ala berfirman :

“Apa yang diberikan Rasul kepada kalian, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagi kalian, maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kalian kepada Allah Subhanahu wa Ta?ala. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat keras hukuman-Nya (QS.Al Hassyr : 7)

Dalam sebuah hadist yang berbunyi :

“Ketika seseorang berjalan dengan memakai perhiasan yang membuat dirinya bangga dan bersikap angkuh dalam langkahnya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan melipatnya dengan bumi kemudian dia terbenam di dalamnya hingga hari kiamat”. (HR. Mutafaqqun ‘Alaihi)

Hadist ini bersifat umum. Mencakup pakaian celana dan yang lainnya yang yang masih tergolong pakaian.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menerima shalat seseorang yang melakukan Isbal.” (HR. Abu dawud dengan sanad yang shahih. Imam Nawawi mengatakan didalam Riyadlush Sholihin dengan tahqiq Al Anauth hal: 358)

Didalam hadist yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Jauhilah olehmu Isbal, karena ia termasuk perbuaan yang sombong” (HR. Abu Daud, Turmudzi dengan sanad yang shahih).

Oleh karena itu, ketika Umar Ibn Khatab melihat seorang pemuda berjalan dalam keadaan pakaiannya menyeret di tanah, ia berkata kepadanya :

“Angkatlah pakaianmu, karena hal itu adalah sikap yang lebih taqwa kepada Rabbmu dan lebih suci bagi pakaianmu”.( Riwayat Bukhari lihat juga olehmu didalam Al Muntaqo min Akhbaril Musthafa 2/451 )

Adapun Ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Abu Bakar As Shiddiq ketika ia berkata :

“Wahai Rasulullah, sarungku sering melorot (lepas ke bawah) kecuali aku benar-benar menjaganya”.

Maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda :”Engkau tidak termasuk golongan yang melakukan itu karena sombong.” (Mutafaqqun Alaih).

Yang dimaksudkan oleh oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa orang yang benar-benar menjaga pakaiannya bila melorot kemudian menaikkannya kembali, maka ia tidak termasuk golongan orang yang menyeret pakaiannya karena sombong. Karena dia (yang benar-benar menjaga ) dan tidak melakukan Isbal dengan sengaja. Akan tetapi pakaian itu melorot kemudian dinaikkannya kembali dan ia menjaganya dengan benar-benar. Maka tidak diragukan lagi, ini adalah perbuatan yang dimaafkan.

Adapun orang yang menurunkannya dengan sengaja, apakah dalam bentuk celana atau sarung atau gamis, maka ini termasuk dalam golongan orang yang mendapat ancaman, bukan yang mendapatkan kemaafan ketika pakaiaannya turun. Karena hadits-hadits shahih yang melarang melakukan Isbal bersifat umum dari segi teks, makna dan maksud.

Maka wajib bagi setiap muslim untuk berhati-hati terhadap Isbal. Dan hendaknya dia takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika melakukannya. Dan janganlah ia menurunkan pakaiannya di bawah mata kaki dengan mengamalkan hadits-hadits yang shahih ini. Dan hendaknya juga itu dilakukan karena takut kepada kemurkaan Alllah Subhanahu wa ta’ala dan hukuman-Nya.

Abu Darda Radliallahu’anhu, adalah salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ternama, ketika ia bertemu dengan salah seorang sahabat bernama Suhail bin Khandhaliah Radliallahu’anhu. Abu Darda Radliallahu’anhu berkata, “Wahai sahabatku Suhail, berilah Nasihat kepadaku dengan Nasihat yang tidak merugikanmu, dan Nasihat yang dengannya aku mendapatkan manfaat”. Maka Suhailpun mulai mengisahkan kisah-kisah dan hadist-hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia berkata, pada suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Khuraim adalah seorang yang baik, hanya saja ia mempunyai dua kebiasaan buruk. Pertama, ia membiarkan rambutnya selalu panjang. Dan kedua, ia selalu membiarkan kain sarungnya melebihi bawah mata kaki”. Manakala Khuraim mendengar hal ini, ia langsung mengambil pisau, kemudian dipotonglah rambutnya sepanjang bawah telinga, dan mulailah ia memakai sarungnya setinggi pertengahan betisnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidak sempurna iman seseorang diantara kalian sehingga segala keinginannya mengikuti apa yang aku bawa”.

Anas Radliallahu’anhu. berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila didalam diri seseorang terdapat tiga perkara, maka ia akan mendapatkan manis dan lezatnya iman. Yaitu; Mencintai Allah Subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya melebihi segalanya. Mencintai seseorang semata-mata karena Allah Subhanahu wa ta’ala. Dan Membenci kembali kepada kekafiran sebagaimana bencinya untuk dilemparkan kedalam api Neraka”.

Sudah seharusnya, kita sebagai umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar memperhatikan adab-adab dalam kehidupan sehari-hari, karena hal tersebut yang akan membedakan kita dengan orang-orang non Muslim. Dan bagi mereka yang pernah merasakan perasaan cinta, pasti setiap perkataan, tingkah laku orang yang kita cintai akan membekas dalam hati, dan kita akan selalu berusaha untuk mengikutinya.

Untuk itu marilah kita melihat kedalam, sejauh manakah cinta kita pada Allah dan Rasul-Nya. Sudahkah Sunnah Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hidup dalam kehidupan kita, istri kita, anak-anak kita, dan keluarga kita?

Adapun bagi mereka yang selalu mengikuti budaya orang-orang kafir, budaya orang-orang fasiq dalam segala tata cara hidup dan tingkah laku mereka, baik dalam urusan agama maupun dunia. Hendaknya mereka merenung, memeriksa, dan bertanya kepada diri sendiri tentang keIslaman dan keImanan mereka. “Jalan manakah yang sedang saya tempuh?!”

Penulis khawatir, bahwa kita semua akan menuju ke Mekkah namun jalan yang kita tempuh menuju keKuwait.

Apa yang diterangkan disini sudahlah cukup bagi mereka yang memperoleh taufiq, untuk mengamalkannya. Namun bagi mereka yang tidak mendapat taufiq, beribu-ribu hadist dan ayat yang dibacakan tetap tidak ada gunanya disisi mereka. Mudah-mudahan Allah Allah Subhanahu wa ta’ala berikan taufiq kepada kita semua, agar mudah untuk amalkan agama-Nya secara sempurna.

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sebaik-baik pemberi taufiq. (Fatwa Syaikh Abdul Aziz Ibn Abdullah Ibn Bazz Makkah Al Mukaramah Mufti Besar Kerajaan Saudi Arabia. dinukil dari Majalah Ad Da’wah hal 218).
forum.dudung.net

perjalanan mata kaki menuju hati

Azalea
Pagi ini aku tiba-tiba terbangun dari tidurku. Entah karena udara pagi yang dingin atau karena gelisah yang kurasakan sejak setahun belakangan yang membuatku terbangun. Aku menggeliat sedikit lalu melihat jam di HP ku. Masih pukul 6.30. Aku segera turun dari tempat tidur dan terduduk sebentar dilantai. Setelah itu, aku berdiri menuju jendela kamarku. Kulihat diluar sana rintik hujan mulai membasahi bumi. Tumben, pikirku. Setelah sekian lama kotaku tak pernah diguyur hujan. Kali ini, jakarta seakan menangis.

Kubuka pintu dalam kamarku yang menuju teras. Tak seperti biasanya, sebelumnya aku tak pernah ingin berada disini. Tapi entah mengapa hari ini aku ingin sekali menikmati hujan disini, diteras ini. Aku duduk, lalu terdiam. Mataku tak ubahnya bagai mata kucing dikegelapan malam yang terus mengawasi seakan melihat musuh dikejauhan. Satu persatu ku amati rintik-rintik hujan yang jatuh didahan pohon. Aku sangat suka suasana pagi ini. Pohon-pohon bergelayut manja disiram hujan. Jalanan juga terlihat hitam pekat. Bau tanah basah sangat menusuk hidung. Lalu aku bertanya pada diriku, kemana saja aku ketika rintik hujan jatuh waktu itu?

Waktu itu aku masih terlalu lemah untuk mencium bau tanah basah ini. Waktu itu aku lebih suka bermain bersama mereka daripada terdiam melihat hujan. Waktu itu yang ku tahu aku hanya ingin berlari tanpa menoleh kebelakang. Dan lalu aku menyadari, aku tak bisa terus berlari.

Abimanyu
Tiba-tiba aku terbangun. Samar kudengar rintik hujan diluar sana. Entah kenapa aku bermimpi lagi tentangnya. Ini bukan yang pertama. Dalam mimpiku, aku berada dalam hujan dan memegang erat tangannya. Mungkin ini hanya bunga mimpi. Mimpi yang terus menerus datang, mungkinkah?? Aku tak bisa terus berpura-pura seakan semuanya baik-baik saja. Aku tau aku telah menyakitinya. Menyakiti wanita yang dulu pernah sangat aku sayangi. Wanita yang dulu pernah aku jaga, walaupun aku tak menjaganya dengan baik hingga dia pergi.

Mataku menerawang ke langit-langit kamar. Aku teringat dirinya. Apakah dia baik-baik saja setelah kejadian waktu itu. Apakah dia masih ingat padaku. Apakah dia membenciku. Terakhir aku menghubunginya, dia masih sama seperti dulu. Masih bisa tertawa lepas mendengar jokes ku yang tidak lucu. Itu salah satu yang membuat aku tidak ingin melepaskannya. Namun sudah dua bulan terakhir ini tak ada kabar darinya. Dia tidak menghubungiku dan aku juga tidak berusaha untuk menghubunginya. Dan dia terus hadir dalam mimpiku.

Azalea
Aku sudah lebih baik sekarang. Kurasa. Awan memang tak pernah sehitam ini. Namun aku harus terus melanjutkan hidupku. Aku tidak akan selamanya berlari bukan. Ada saatnya dimana aku harus menoleh sebentar kebelakang untuk mengetahui sudah seberapa jauh aku berlari. Ternyata sudah teramat jauh.

Kenangan itu memang sudah lewat, namun masih terasa nyeri disini. Aku tau itu bukan sepenuhnya salahnya. Ada andilku di dalamnya. Tapi bukan itu yang membuatku berlari. Bukan. Saat aku baru merangkak, dia sudah berdiri. Dia masih sama seperti dulu. Begitu rapuh hingga perlu penopang. Secepat itu dia menggantikanku.

Abimanyu
Aku memang sudah menemukan penggantinya. Wanita yang akan menjagaku selamanya. Semoga. Tapi wanita itu tidak akan pernah menggantikan tempatnya dihatiku. Tidak akan pernah. Dia tidak akan pernah tau itu. Betapa sebenarnya dia yang aku butuhkan, bukan wanita itu. Betapa aku sangat ingin mengulang hari-hari indah itu bersamanya. Betapa aku sangat merindukan tawanya. Betapa aku sangat ingin dia berada di sampingku, sekarang. Tapi tak mungkin!! Aku tak mungkin mengulang kesalahan yang sama. Saat ini yang kubutuhkan hanya seuntai kata maaf darinya. Maaf yang benar-benar tulus. Mungkin hanya itu yang bisa membuatku bisa terus melanjutkan hidupku. Tapi mungkinkah dia masih mau memberikan maaf itu? Sementara aku hanya terdiam disini. Dikamar ini.

Azalea
Aku sudah memaafkannya. Sungguh. Walaupun terkadang aku ragu, apa benar aku sudah memaafkannya. Aku tidak pernah marah padanya. Aku tidak ingin membencinya. Aku ingin dia menjadi sahabatku, tapi aku tidak bisa!!

Aku sudah mencoba berdamai dengan kenangan itu. Mencoba memaafkan diriku. Mencoba memaafkan dirinya. Mencoba menengok ke belakang sebentar untuk melihat apakah aku sudah siap untuk melanjutkan hidupku lagi.

Kini aku siap. Aku sudah memaafkan mu Bima. Kini maaf sudah kuberikan. Tulus dari dasar hatiku. Walaupun dia tidak akan pernah tau, karena dia terlalu egois untuk meminta padaku. Kini aku akan melanjutkan perjalananku. Mungkin tidak dengan berlari. Karena aku sudah lelah. Mungkin aku akan berjalan pelan sambil menikmati pemandangan disekelilingku.

Aku harap kau bahagia dengannya. Aku tahu kau akan selalu berusaha membuatnya tersenyum. Aku tahu kau sedang berusaha memperbaiki semua dengannya. Semua hal yang tidak bisa kau perbaiki sewaktu menjalaninya denganku. Tapi dia bukan aku Bima. Ingat itu.

Abimanyu
Mungkin aku memang egois. Sebagai pria aku pantas untuk merasa begitu bukan. Tapi keegoisan ini menyiksaku. Apa aku harus menghubunginya. Akh, mungkin dia sudah tidak menginginkanku hadir dalam hidupnya. Atau mungkin dia sudah menemukan penggantiku. Apa reaksinya jika aku meminta maaf padanya. Aku tidak sanggup!!

Lea, aku mohon maafkan aku. Aku tak sanggup jika harus menemuimu. Hanya maaf Lea. Maaf.

Epilog
Hujan bertambah deras. Dan udara bertambah dingin pagi ini. Lea beranjak dari kursinya. Dan Bima terlelap lagi dalam tidurnya. Berharap dalam tidurnya kali ini dia akan bertemu Lea lagi dan sempat mengucapkan kata maaf itu. Hujan tak pernah sederas hari ini. Dan hatiku tak pernah setenang ini
achie-nan-ndut.blog